Kalo kalian menganggap apa yang akan gue tulis adalah tentang agama, yaa bisa dibilang itu salah. Karena keyakinan disini bukan hanya tentang agama, tapi apa yang emang bener-bener lo yakini di luar itu. Dalam sehari-hari banyak kan yang bikin lo bingung, entah itu mau kemana, apa yang mau lo lakuin, apa yang akan lo pilih, atau siapa yang akan lo pilih dll. (Kalo kata bahasa sekarang mah, galau gitu..)
Setelah gue amati, cermati, pikirkan dan rasakan, sepertinya yang banyak melanda wabah galau masyarakat Indonesia itu ada di sektor HATI atau PERCINTAAN. Iya kan? Bener kan?
Dulu gue pikir galau itu buat remaja - remaja labil masa kini aja gitu, buat dedek - dedek SMP/SMA yang belom ketemu dua hari trus udah kangen, yang diputusin sehari trus besoknya balikan. Ternyata makin kesini sepertinya wabah galau ini juga bisa merasuk dalam diri orang dewasa (eh 21-26 tahun udah dewasa belom?) yaa bisa dibilang "mereka yang sedang beranjak dewasa" laah..
Kalo dulu galau nya dibuat-buat-entah-biar-kenapa, kalo sekarang galaunya beneran. Mereka yang sedang beranjak dewasa ini bukan lagi sekedar galau karena ga dibales sms nya atau pasangannya ga ngabarin seharian. Galau untuk mereka-yang-sedang-beranjak-dewasa ini berlaku banget ketika mereka punya 2 atau lebih nama orang yang sedang bersemayam di hati nya. Iya, mereka galau mau melanjutkan sama siapa, mereka galau kalo milih yang satu berarti harus relain yang lainnya lepas.
Banyak gue denger dan gue lihat langsung kisah-kisah mereka yang sudah cukup dewasa dan kelihatannya cukup serius menjalankan suatu hubungan dengan pasangannya saat itu, tapi ternyata di sisi lain dia masih asik bercanda-gurau-berbicara-tentang-kenyamanan-ketika bersama yang lain. Ini yang kemudian gue maksud dengan keyakinan.
Apa iya bener orang itu yakin dengan pilihannya yang pertama?
Apa iya bener orang yang kedua adalah pilihan kebahagiaan selanjutnya?
Kalo dia bisa memilih saat ini, berarti ada kemungkinan dia akan dipilih kan di kemudian hari?
Mungkin udah banyak kalimat-kalimat yang keluar dari mulut lo saat ini yang bernadakan "masa depan" bersama seseorang. Tapi apa lo saat ini yakin banget, gue ulangi ya, YAKIN BANGET sama orang itu? Apa ga kepikiran di otak lo ketika nanti lo jalan-jalan keliling Indonesia lo akan ketemu dengan dia yang lain? Apa ga kepikiran saat lo S2 di luar negeri nanti akan ketemu si dia yang lebih memikat, ganteng dan cantik? Gimana kalo tiba-tiba temen masa kecil lo yang lo benci berubah menjadi sebuah sosok yang jauh lebih menarik hati dan perhatian lo dibanding pasangan lo yang sekarang? Emang ga kepikiran kalo ternyata besok ada hal yang merubah hidup lo 180 derajat dan membolak balikkan dunia lo? Gimana kalo ternyata pasangan lo yang sekarang ga seyakin yang lo yakinkan terhadap doi? Hayooooo.....
Kalo dengan pertanyaan-pertanyaan gue barusan lo yang tadinya yakin banget sama pasangan yang sekarang dan tiba-tiba berubah pikiran, mending stop deh mengeluarkan kalimat-kalimat bernadakan "kehidupan masa depan bersama". Gue ga melarang atau mencoba merusak keyakinan lo terhadap pasangan yang sekarang. Tapi menurut gue, lo boleh "seyakin itu" kalo lo udah melibatkan orang tua lo dan pasangan dan yang pasti lo melibatkan Tuhan di dalamnya. Kalo emang lo belom melibatkan dua subjek terpenting itu, yah let's make this life more than just an ordinary life laah..
Coba tanya lagi sama hati lo, YAKIN NIH? BENERAN? INI UNTUK SEUMUR HIDUP LOH? YAKIN?
Yayayaa.. Silahkan urus keyakinan masing-masing deh.. Gue hanya mengingatkan sih..
Menurut gue dibanding terjebak dalam omongan sendiri karena belom yakin mending pergi kemana kek gitu, liburan bareng sama temen-temen, nonton film kek, bantuin nyokap kek, sumbangin baju-baju di lemari kek.. Yaa whatsoever yang penting ga bikin lo terjebak dalam hubungan yang belom lo yakinin itu..